Rabu, 08 Januari 2014

Tiga Menit Di Malam Panjang

Ini adalah kisahku. Menaruh hati diam” pada seorang lelaki taat yang selalu membuat hari” ku menjadi indah dan berwarna.

Sayangnya, sama sekali tak ada keberanian yang aku tunjukkan untuk mengungkapkan rasa itu.

Aku selalu merasa puas dengan apa yang kulakukan. Melihatnya dari jauh dan mendoakannya selama tiga menit dalam malam panjangku.

Aku masih menyimpan rasaku diam” kepadanya. 1 tahun pertama berlalu, aku bisa melihatnya tampak semakin dewasa. Sedangkan aku masih saja takut” melihatnya.

Namun, kau tahu satu yang pasti...??? Aku masih mendoakannya dalam malam” panjangku. Tiga menit untuknya. Kubisikkan diam dan dalam.

Sungguh, ketaatannya pada agama membuatku sangat tertarik padanya. Satu lagi yang pasti, aku berharap semoga ia belum berpasangan dengan wanita manapun.

Kini, sudah tahun ketiga aku melihatnya. Tak pernah ada tegur sapa di antara kita, kecuali sapaan senyum jika saling berpapasan dan ada keperluan. Sungguh, aku selalu deg-degan setiap kali mendapatkan senyuman yang kurasa maut itu.

Hingga, ia datang dengan wajah berseri, menyampaikan satu niatan besar dalam hidupnya.

Saat itu, usai sholat dhuhur, aku tengah melipat mukena, tak menyadari kehadirannya sama sekali.


‘‘Aku ingin kau menjadi makmumku...!!!’’ (kata pria idaman ku.)

Bengong. Ya, ekspresiku saat itu hanya bengong, kaget, campur tak percaya. Kau tahu betapa menegangkannya dilamar dalam keadaan tak siap. Lalu, sejurus kemudian ia mengangguk mantap seraya tersenyum lebar.

‘‘Aku percaya dan yakin, kau bisa menjadi ibu dari anak”ku kelak...!!!’’ (sambungnya.)

Sejenak aku tak bisa menjawab pertanyaannya, aku hanya bisa terdiam. Didalam hatiku, aku hanya mengucap rasa syukur kepada Allah SWT. dan hanya empat kata yang dapat aku ucapkan kepadanya. yaitu;

‘‘Silakan Temui Orang Tuaku...!!!’’

Ya Allah... Aku benar” speechless mendengarnya. Bayangkan saja, doa tiga menitku ternyata dikabulkan.

Tiga menit dalam Tiga tahun. Bukankah itu waktu yang lama...???

Tidak, itu bukan waktu yang lama, tetapi waktu yang tepat bagi-Nya untuk mempersatukan aku dengan lelaki yang kucintai dalam diam”.

Rabu, 01 Januari 2014

Salahkah Jatuh Cinta?

Cinta ..
Datang tanpa permisi, dan pergi tanpa pamit ..
Cinta datang secara tiba-tiba, tak perduli kita menginginkannya atau tidak ..
Jadi, salahkah jika jatuh cinta??

Cinta tak bisa diprediksi kedatangan’y .. dan cinta merupakan hasil dari Gharizah Nau’ (Naluri Melestarikan diri) yang dimiliki manusia ..
Jadi, tak ada salahnya jika kita merasakan virus-virus cinta tersebut ..
Tapi .. (ada tapinya lho)
Kita perlu mengetahui bagaimana cara menyalurkan rasa yang tak bisa tertunda ini sesuai syari’at Islam ..
Jangan sampai kita mendapat predikat “SAMA” seperti binatang yang akan langsung merespon naluri yang ia rasakan ..

Lalu?? Bagaimana kita merespon rasa cinta itu??
Cuma ada 2 Pilihan ..

1) Menikah
          Dengan menikah, maka kita telah melaksanakan Sunnah Rasul dan termasuk ibadah juga lhoo, bahkan banyak hikmah dan manfaatnya ..
Allah SWT Berfirman,

وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًۭا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةًۭ وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍۢ لِّقَوْمٍۢ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” [QS. Ar. Ruum (30):21].

Selain untuk beribadah, menikah pun dapat menjauhkan diri kita dari Zina, dan kita akan senantiasa lebih bisa menjaga pandangan dan memelihara kemaluan ..
Dan maaaasih banyak hal yang  bermanfaat dalam pernikahan.

2) Berpuasa
          Nahh .. untuk ukhty dan akhy yang belum siap menikah .. inilah solusinya,
Rasulullah SAW bersabda,

“Wahai generasi muda, barangsiapa diantara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barang siapa belum mampu hendaknya berpuasa sebab ia dapat mengendalikanmu.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud).


Lalu ?? Bagaimana dengan Pacaran ??
Coba kita lihat dalam Firman Allah surah Al-Isra :32

“Dan Janganlah kamu mendekati zina, (zina) itu sungguh perbuatan yang keji dan sungguh jalan yang buruk.”

Perlu kita ketahui, pacaran merupakan aktivitas “Mendekati Zina” dan penuh dengan mudharat dan kelalaian ..
Maka, jauhkanlah diri kalian dari aktivitas ini ..
Tak perlu malu tidak punya pacar ..
Tapi malulah jika kalian tidak menaati perintah Allah ..

Ukhti wa Akhi Fillah ..
Renungkanlah .. Jika anda jatuh cinta, cintailah ia karena-Nya ..
Jangan Tergesa Ungkapkan cinta ..
Biarlah cinta itu mengalir apa adanya .. Mengalir tenang dalam hatimu ..
Cintailah ia dengan kesederhanaan ..

Bagi yang telah siap maka menikahlah ..
Jangan sibukkan diri kalian dengan Pacaran,
Bagi yang belum siap maka berpuasalah ..

Sungguh, Allah telah menetapkan seseorang yang akan menjadi pendampingmu didalam Lauhul Mahfudz ..
Maka tak perlu lah risau .. Tak perlu kau takut tak dicintai ..
Cintailah Allah .. Maka Allah pun akan mencintaimu dengan memberikan seseorang yang mencintai-Nya untukmu ,,
Janganlah bertanya “Kapan aku Menikah?”
Tapi bertanyalah pada diri ..
“Sudah pantaskah aku menikah??”

Ini bukanlah saatnya kita bersenang-senang ..
Tapi saatnya kita memantaskan diri ..
Seberapa siapkah kita menjalani bahtera kehidupan ini??

Jika kau mencintai seseorang .. Maka jagalah ia dengan tidak menyentuhnya ataupun menuntut suatu hubungan yang diharamkan-Nya ..
Tetapi cintailah ia karena-Nya ..
Percayalah pada-Nya ..
Dan Menikahlah jika kau telah mampu untuk menikahinya ..